Kampus merupakan sebutan lain dari mahasiswa untuk universitas, yaitu tempat yang digunakan mahasiswa untuk menempuh jenjang pendidikan yang tinggi. Ada salah satu istilah yang sangat populer di kalangan mahasiswa dan dosen, yaitu mahasiswa kupu-kupu.
Apa itu mahasiswa kupu-kupu? Mungkin beberapa orang ada yang baru mendengar istilah tersebut. Di dalam dunia kampus, istilah kupu-kupu diberikan kepada mahasiswa yang kurang aktif, sering disebut hanya kuliah lalu pulang. Kurang aktif di sini diartikan, mahasiswa tersebut tidak mengikuti organisasi atau ekstrakurikuler dan hanya fokus kuliah saja.
Sering kali seseorang berpikiran negatif terhadap mahasiswa kupu-kupu. Mereka beranggapan menjadi mahasiswa kupu-kupu sangatlah rugi, karena tidak mendapatkan ilmu dan pengalaman di luar kelas. Sebenarnya menjadi mahasiswa kupu-kupu mempunyai alasan tersendiri yaitu, mereka mempunyai organisasi di luar kampus yang kita sendiri tidak mengetahuinya, ingin mendapatkan Index Prestasi Kumulatif (IPK) dengan sangat baik, takut tidak bisa membagi tugas antara kuliah dengan organisasi, belum mengetahui secara mendalam terkait organisasi tersebut, dan ingin fokus kuliah. Hal itulah beberapa alasan yang melatarbelakangi mereka lebih memilih menjadi mahasiswa kupu-kupu.
Dalam hal ini juga seringkali mahasiswa aktivis katakan, “menjadi mahasiswa kupu-kupu sangatlah tidak enak” tidak mendapatkan pengalaman yang banyak dan ketika lulus susah untuk mencari pekerjaan. Akan tetapi, hal ini serin kali dibantah oleh mahasiswa kupu-kupu. Biasanya mereka akan berkata, mempunyai pengalaman yang banyak sangat lah penting tetapi untuk mendapatkan pekerjaan sangatlah salah jika mahasiswa kupu-kupu sulit untuk mendapatkan pekerjaan, karena ketika seseorang mencari pekerjaan yang dicari ialah kemampuan dari dirinya bukan dari organisasinya.
Menjadi mahasiswa kupu-kupu bukanlah hal yang buruk bagi mereka. Terkadang orang-orang berpikir mengikuti beberapa organisasi di kampus akan membuat diri ini menjadi berkembang, aktif, mampu bersosialisasi dan lainnya. Apalagi kalau berbicara soal pengalaman, sangat banyak di dapatkan di luar kampus.
Tempat salah satu mahasaiswa kupu-kupu ialah perpustakaan kampus, karena mereka selalu memprioritaskan studi, dan perpustakaan adalah tempat menghabiskan waktu yang terbaik. Banyak buku yang bisa menjadi referensi, suasana juga bagus untuk membaca atau mengerjakan tugas, dan bisa memakai WIFI dan AC. Nongkrong di perpustakaan adalah pilihan terbaik bagi mahasiswa kupu-kupu dibandingkan mengikuti organisasi atau sekedar ngumpul tidak jelas dengan teman.
Akan tetapi menjadi mahasiswa kupu-kupu pasti mempunyai dampak negatif, yaitu salah satunya dalam dunia bekerja, karena banyak mahasiswa kupu-kupu yang hanya berpikir untuk mendapatkan IPK yang baik, namun bakat kurang diasah. Padahal ipk yang tinggi tidak lagi populer untuk Human Resources Departement (HRD) di perusahaan, dan kamu akan kalah bersaing dengan Curiculum Vitae (CV) yang terhias dengan bagus dengan berbagai pengalaman.
Bagi mereka yang CV-nya dipaparkan banyak pengalaman dan bakat yang dipunyai akan dibanggakan dihadapan HRD perusahaan saat wawancara, dan bukan hanya IPK semata. Mereka mempunyai pengalaman organisasi baik di dalam maupun di luar kampus, pertukaran pelajar, dan bahkan konferensi internasional. Sedangkan seseorang yang hanya membanggakan IPK yang tinggi akan merasa iri dengan seorang mahasiswa yang aktif ketika di hadapan HRD perusahaan.
Keren...
BalasHapus