Lensalokal.com, Pujut – Pabrik pengolahan tahu milik Subkhi menjadi salah satu tempat pengolahan tahu legendaris di Desa Pujut, Kecamatan Tersono. Pabrik ini sudah berdiri sejak tahun 1987 hingga sekarang. Pabrik tahu ini berdiri karena usaha Subkhi yang secara otodidak belajar mengolah tahu.
“Saya belajar mengolah tahu itu secara otodidak. Modal awal pun hanya 300 ribu pada saat itu,” tutur Subkhi kepada tim lensalokal.com pada Minggu (21/11). Ia juga menjelaskan bahwa pemasaran tahu miliknya sudah sampai hingga Kabupaten Kendal. Tidak ada pemasaran secara khusus yang ia lakukan.
“Penjualan tahu saya selalu melebihi target. Saya sudah memiliki konsumen dari berbagai desa di Kecamatan Tersono hingga ke Kabupaten Kendal,” ucapnya. Pendistribusian tahu dilakukan pada pagi hari. Selain itu, ada pula konsumen yang datang secara langsung ke rumah Subkhi.
Menurut Subkhi, kuncinya dalam melakukan sebuah usaha itu adalah bertahan. Setiap usaha pasti akan selalu mengalami naik turun atau fluktuasi. “Namanya juga usaha pasti ada naik turun, setiap harinya kami memperoleh pemasukan minimal 150 ribu,” tambah Sukbhi.
“Setiap hari kami memproduksi tahu kurang lebih satu kwintal. Saya memiliki 2 karyawan yang membantu mengolah tahu di rumah,” ucapnya. Ia juga menjelaskan bahwa pengolahan tahu itu dimulai dari merendam kedelai maksimal 4 jam, lalu digiling dan direbus hingga mendidih, setelahnya pisahkan ampas dan sari kedelai, kemudian ambil sari kedelai lalu diberi ragi dan dicetak.
Dapur pabrik tahu .Doklumen pribadi : Mafriha Azida
“Kira-kira setiap hari saya menggoreng tahu sebanyak 26 tampah berbentuk persegi panjang. Biasanya saya mulai menggoreng dari jam 11 dan selesai jam 4 sore,” ucap Saripah, salah satu karyawan Subkhi saat diwawancarai tim lensalokal.com pada Minggu (21/11).
Pabrik tahu
legendaris ini sudah memiliki banyak konsumen hingga ke berbagai daerah. Subkhi
juga melakukan inovasi pengolahan tahu dengan menjual tahu gejrot, tahu bakso
dan tahu siomay.
Reporter : Mafriha Azida 1901026140