Indonesia adalah negara agraris yang memberi konsekwensi pertumbuhan kehidupan hampir keseluruhan masyarakat Indonesia, maka perlunya perhatian pemeritah pada sektor pertanian yang kuat dan tangguh. Oleh karena itu, salah satu sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi adalah sektor pertanian.
Indonesia merupakan negara pertanian, hal ini berarti petani memegang peranan yang amat penting dari keseluruhan perekonomian nasional Indonesia. Hal ini, ditunjukan dari banyak rakyat atau tenaga kerja pada sektor pertanian. Petani dan pertanian merupakan basis besar perekonomian Indonesia. Bila saja sistem agribisnis ini bisa mendapatkan perhatian dari pemerintah, maka kita bisa mandiri dalam hal pemenuhan bahan makanan penduduk. Perhatian pemeritah termasuk dalam menunjang sektor pertanian di bidang riset dan teknologi yang sepadan. Sebaiknya, kalau tidak ada perhatian besar pemeritah, jangan harap sektor ini bisa berkembang.
Prof. Zun Peneliti Pertanian di salah satu University Venezuela dan juga pemegang nabel dari PBB mengatakan bawa, sektor pertanian pasti akan tergilas kalau tidak ada perhatian yang tinggi dari pemeritah dalam suatu negara agraris. Bila pada titik itu ada bencana, maka barulah kita sadar betapa pentingnya bahan makanan yang dihasilkan oleh sektor pertanian.
Maka dari itu, pembanguan sektor pertanian jangan dilupakan bahkan sangat perlu perhatian dan fokus pemeritah. Sebetulnya, Indonesia bisa menjadi negara maju, meski harus berbasis pertanian. Kalau hal itu dapat dilakukan, maka ada saatnya semua negara di sekitar Indonsia, akan sangat tergantung bahan pangannya dari bumi pertiwi ini. Selandia Baru, Vietnam, dan negara lainnya adalah contoh dari negara-negara yang pembanguan ekonomi berbasis pertanian.
Indonesia perlu membenahi pola pemberdayaan pertanian guna meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian Indonesia untuk memenuhi kebutuhan makanan pokok di negara kita. Langkah awal yang perlu dilakukan adalah penyediaan benih, bibit dan tekhnik budidaya hingga teknologi panen dan pasca panen. Pola pemberdayaan pertanian perlu dilakukan dengan sinergitas yang baik dari berbagai sektor untuk membangun pertanian. Seperti diketahui Kementrian Pertanian menunda perdagangan sayur, hewan dan buah-buahan menuju dan dari China dan juga negara-negara lain guna mencegah wabah Novel Coronavirus (Covid-19) atau Corona masuk ke Indonesia.
Keputusan ini diambil menyusul Organisasi kesehatan dunian atau WHO menetapkan status global (Pandemi) terkait Covid-19, Peluang ini akan meningkatkan kesejahteraan para petani beserta keluarganya. Kesempatan ini menjadi peluang pasar untuk beberapa bulan kedepan dan bahkan untuk pembangunan pertanian berkelanjutan.
Dengan adanya Virus ini yang menginfeksi ribuan sektor perekonomian dunia. Masyarakat Indonesia diharapkan tidak panik dengan stok pangan yang ada. Kita bisa mengambil pelajaran dari wabah virus yang menyebar ini, untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pertanian Indonesia sebagai pertanian yang unggul.
Pokok Permasalahan
dampak Covid-19 tidak bisa dianggap reme, karena sangat berdampak juga dalam sektor pertanian, salah satu imbasnya yaitu terganggunya produksi petani di seluruh daerah.
Setidaknya ada 6 dampak mempengaruhi sektor pertanian:
1. Harga Pasar dan Pertanian,
Ketika melihat meningkatnya tingkat kepedulian, rekomendasi untuk “jarak sosial” mengurangi perjalanan, mengurangi keramaian, penutupan dan praktik perlindungan lainnya untuk memperlambat penyebaran Covid-19, konsumen akan membuat kesulitan sehingga akan mempengaruhi stabilitas supply dan demand barang dan jasa serta harga yang kemungkinan meningkat.
2. Rantai Paskokan Panggan Melambat dan Kekurangan
karena penyaluran logistik pertanian terganggu.
3. Kesehatan Petani
Petani adalah populasi relatif orang tua dibandingkan dengan pupulasi pekerja umum. Sensus penduduk 2018 menunjukan usia rata-rat petani hampir 58 tahuan usianya. Operator pertanian utama berusia 65 tahun ke atas 11,7%. Jika Covid-19 ini tidak terbendung hingga menembus petani dampaknya menimbulkan Kepanikan masyarakat bawah akan menambah keterpurukan produksi pangan.
4. Tenaga Kerja Pertanian
Petani akan rentan jika infeksi tak terbendung.
5. Keselamatan Pekerja dan Alat Pelindung Diri (APD)
Para peternak kemungkinan sangat tentan karena berbaur dengan kotoran.
6. Kerusakan Sumber Daya Pangan
Karena sayuran dan buah-buahan akan rentan dihinggapi virus hal ini disebabkan buah-buahan mudah membusuk.
Secara khusus Covid-19 sangat berdampak pada pertanian daerah, salah satu dampak Covid-19 salah satunya pertanian di Aceh. Beberapa wilayah pertanian di Aceh yang sempat disurvey, memang terjadi penurunan pemesanan hasil panen dari pasar yang sangat draktis hal ini disebabkan mulai sepinya pasar dan pelanggan. Pengusaha kentang di Takengon bapak, Riduansyah mengatakan bawa para petani didaerah Takengon merasakan panik dengan informasi virus Corona yang tersebar.
Sedangkan ibuk hudayyani SP, menyampaikan sebagai Penyuluh Pertanian di BPP kabupaten aceh tengah, Aceh juga menyampaikan berbagai keluhan petani di lapangan dan di pasar, baik sepinya pembeli, sulitnya menjual hasil panen, sampai kepada krisis ekonomi pada petani.
Solusi yang Diharapkan
Beberapa harapan petani ditengah wabahnya virus Corona ini tetap dapat melaksanakan aktivitas bertani seperti biasanya dan selalu mendapat edukasi dari berbagai instansi mengenai wabah virus corona dan penanganan dalam mengurangi penyebaran virus corona ini. Dan para petani menginginkan untuk diadakan pos-pos penanganan virus corona di setiap desa-desa yang mereka tempati.
Hendaknya pemerintah pusat dan pemerintah daerah terus berkontribusi memastikan pertanian berjalan lancar dan aman terkhusus bahan pangan dan bahan pokok, terutama dari berbagai kondisi pertanian seperti terjadinya serangan OPT.
Mempercepat merealisasikan kebijakan pemerintah dalam menjaga Keberlanjutan pertanian dalam negeri. Melalui Kementrian Pertanian telah mengeluarkan Surat Edaran Sekjen Kementrian Pertanian No. 1056/SE/RC.10/03/2020 tentang Strategi dalam Pencegahan dan Perlindungan Covid-19.
• Pertama, penyediaan bahan pangan pokok utamanya beras dan jagung bagi 267 juta masyarkat Indonsia.
• Kedua, percepatan ekspor komunitas strategis dalam mendukung keberlangsungan pertanian dan ekonomi nasional.
• Ketiga, sosialisasi kepada petani dan kepada petugas lapangan (PPL dan POPT) untuk pencegahan berkembangnya virus corona sebagaimana standar.
• Keempat, pembuatan dan pengembangan pasar tani di setiap provinsi, optimasi pangan lokal, kordinasi infrastuktur logistik, dan e-Marketing.
• Kelima, program kegiatan padat karya agar sasaran pembanguan pertanian dicapai dan masyarakat langsung menerima dana tunai.
Penulis : Idham Arami 1901026119