Adegan paling epik adalah saat Rendy bertemu dengan ketrin untuk menjelaskan semuanya. Memang awalnya Ketrin tidak memberikan waktu Rendy untuk menjelaskan semuanya. Namun, karena dirinya lebih penasaran atas semua kebenaran, dirinya memberikan waktu 5 menit untuk Rendy.
Inilah sisi yang patut dicontoh dari Ketrin. Memilih hal yang terbaik dan tidak terlalu egois saat bertindak. Setidaknya setiap keputusan yang di ambil memiliki dasar dan alasan yang jelas. Justru Ini berbeda jauh dengan tokoh andin yang tidak mau mendengarkan alasan Aldebaran saat masalah terjadi.
Kemudian, setelah mendengarkan ceita Rendy. Ketrin akhirnya mengerti dimana letak kesalah pahaman antara mereka berdua. Namun, yang jadi beban berat adalah dirinya dimintai pendapat prihal permintaan ayah jesika. Pilihannya adalah mengijinkan Rendy membantu Jesika atau tidak sama sekali demi kebaikan hubungan selanjutnya.
Bagi Ketrin, dirinya merasa sangat berat. Jika tidak mengijinkan bagitu egois sekali. Namun, Jika iya apakah dirinya akan kuat melihat orang yang dicintainya bersama wanita lain. Sedangkan Rendy merasakan bahwa Ketrin sangat tulus mencintainya begitu pula Jesika, artinya tidak meraka tidak layak untuk disakiti.
Adegan yang paling menyentuh adalah saat Ketrin diantar Rendy dan diminta untuk tidak memikirkan masalah ini terlalu serius. Namun setelah keluar dari mobil, terlihat Rendy begitu stres dengan masalah ini. Ketrin yang melihatnya merasa kasihan tapi bingung harus memilih mana yang terbaik. Saat mobil rendy mulai berjalan, saat itu pula Ketrin dengan mantap memutuskan untuk mengejar mobil itu. Ketrin memberi jawab yang sangat berat, dirinya mengijinkan Rendy untuk menolong Jesika.
Dirinya meminta untuk Rendy membantu pengobatan Jesika dan setelah itu fokus kehubungan mereka berdua. Mereka saling janji untuk setia dan akan permasalan ini bersama.
Keputusan yang diambil Ketrin begitu berat bagi seorang wanita. Kerelaan hatinya yang harus melihat calon suami yang dicintainya berduan dengan wanita lain yang itu adalah mantannya dulu. Pilihan Ketrin ini bisa menjadi pembelajaran kita semua. Bahwa dalam hal terdesak pun tetap harus mengambil keputusan yang tidak egois serta memikirkannya dengan matang-matang.
Penulis : Fidaa Mustaghfiroh (1901026112)
Editor : Desty Ayuning Tyas (1901026147)